Rabu, 21 Januari 2009

Ima Is My Name


Ini adalah sekilas tentang diriku. Bukan mau memamerkan diri nih, tapi hanya keinginan untuk menulis walaupun gak tau mengungkapkan, tapi cukuplah bagiku dengan cara sederhana, ceile.... Aku dilahirkan di sebuah kota kecil yang kaya akan hasil laut. Maklum saja kotaku memang daerah kepulauan. Jadi tidak mengherankan jika kaya akan hasil laut.
Aku dilahirkan 23 tahun yang lalu tepatnya tanggal 27 Juni 1985. Aku dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang sangat sederhana dan dilahirkan sebagai anak pertama dari 6 bersaudara, yang terdiri dari 2 orang perempuan dan 4 orang laki-laki. Bapak adalah seorang Pegawai Negri Sipil biasa sedangkan ibu seorang ibu rumah tangga yang sangat penyayang dan pengertian. Sebagai anak pertama aku merasa mempunyai tanggung jawab terhadap semua adik-adikku, itulah sebabnya terkadang aku harus bersikap keras dan tegas. Karena sebagai anak pertama aku berperan sebagai pengganti bapak maupun ibu.
Sejak kecil aku sudah diajar mandiri. Aku sering bercerita sama teman tentang masa kecilku tapi belum ada yang percaya kalau semasa kecilku aku suka menjajakkan kue-kue kecil keliling kampung dan dari rumah ke rumah. Selain itu, aku juga sering mendatangi lapangan tenis untuk membantu memungut bola bapak-bapak yang main tenis, yah,,, lumayan dapat uang lagi. Waduh, bukan matre lho.. Tapi aku memang senang kalau bisa menghasilkan uang dari keringat sendiri yang penting halal.
Aku sangat senang berolahraga. bagiku olahraga itu sangt penting bagi kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Olahraga kegemaranku adalah Bola Voli dan Bola basket ( serba bola semua nih). Sewaktu SMA dulu aku sempat ikut teman-teman latihan basket dan sempat pernah bertanding juga. Dan waktu kuliah aku gabung dengan team Bola Voli Universitas Hasanuddin (hehehehe coba2 gabung).
Aku lulus dari SMA tahun 2003 dan melanjutkan kuliah di salah satu universitas negeri di Makassar di Jurusan Teknik Kimia (walapun g mahir-mahir amat Kimia heheheh). Dimakassar aku banyak belajar banyak hal yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya. Disana pula aku belajar merubah pola pikir. Dan aku sadari ternyata banyak hal yang belum aku ketahui. Hidup itu penuh perjuangan dan pengorbanan. Kita manusia hanya bisa sebatas itu tapi akhir dari perjuangan itu Allah yang menetukan. Keras Hidup..... (itu motto salah seorang seniorku). Hidup ada proses belajar. Kita bisa belajar dari banyak sumber bukan hanya buku. Tapi semua yang ada di sekitar kita adalah pelajaran yang tak dapat dibeli dengan uang. Seperti sebuah kalimat " Kita bisa membeli buku tapi kita tak bisa membeli ilmu". Disana pula aku mengukirkan sejuta impian dan harapan masa depan dan cita-cita untuk membahagiakan orang tua dan orang lain. Wajah ayah, ibu dan adik-adikku adalah sumber semangat dan inspirasi untuk terus belajar walapun aku tak sepandai teman-teman se-jurusanku yang sangat mahir menghafalkan berbagai jenis unsur dan senyawa, mengitung massa dan menggambarkan flow chart pengolahan bahan kimia dan banyak lagi. Tapi aku punya impian untuk berjuang demi orang-orang yang aku cintai. Setelah 3 tahun lebih bergelut dengan berbagai mata kuliah dan tugas-tugas kampus, akhirnya aku menamatkan pendidikanku di bangku kuliah. Kebimbangan tentang dunia kerja mulai membayangi dan gelar sebagai pengacara alias pengangguran banyak acara mulai tergambar jelas di hayalanku. Betapa tidak aku adalah anak pertama dan dipundakku ini ada harapan orang tua yang diletkkan disana. Aku harus sukses, itulah impianku. Berbagai informasi lowongan kerja aku cari dan lamaranku telah aku masukan di berbagai kantor dan perusahaan namun belum ada panggilan. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk kkembali pulang ke kota kelahiran. Dengan harapan yang tertanam di dalam hati kelak aku akan mendapatkan pekerjaan disini.
Beberapa hari kemudian seorang teman kampusku memberikan kabar bahwa salah satu perusahaan telekomunikasi Indonesia membuka lowongan untuk kantor yang baru dibuka dikotaku. Akupun mencoba untuk memasukkan lamaran kerjaku dikantor tersebut dengan tidak terlalu berharap karena takut akan gagal kembali seperti lamaran-lamaran sebelumnya.
Dengan hati besar akupun mencoba, setelah melalui beberapa tes alhamdulillah akhirnya aku diterima dikantor tersebut. Aku sangan bersyukur kepada Allah SWT atas kemurahan dan rahmat-Nya. Aku ditakdirkan oleh-Nya untuk kembali ke kampung halaman dan berbakti kepada orang tua sebelum aku menjadi milik orang lain. Terima Kasih ya Allah......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar